Pati, Deptamedia.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati menyesalkan mahalnya minyak goreng di Indonesia. Padahal Bumi Pertiwi merupakan salah satu penghasil kepala sawit terbesar di dunia.
Ketua Fraksi Nurani Keadilan Rakyat Indonesia (NKRI) pada DPRD Kabupaten Pati Narso menganggap tata niaga minyak goreng di Indonesia saat ini dikuasai oleh segelintir perusahaan eksportir besar.
Ia pun berharap pemerintah pusat membuat aturan atau kebijakan kepada para produsen minyak goreng.
Kebijaksanaan yang dimaksud adalah mewajibkan produsen mingak agar menjual minyak goreng lebih dulu kepada rakyat sipil. selebihnya minyak sawit baru diekspor ke luar negeri.
“Karena berjuta hektar sudah diperbolehkan ditanam sawit mestinya ada imbal balik dari pengusaga sawit dan pengolah CPO untuk memberikan produknya agar lebih murah untuk pasar dalam negeri, ” terang Narso.
Menurut Narso operasi pasar memang program yang bagus namun hanya untuk jangka pendek. Pasalnya hingga kini belum ada kepastian harga minyak sawit akan turun.
Sebahai pengahsil CPO (crude palm oil) terbesar didunia harunya pemerintah terlebih dahulu memastikan minyak lokal sudah mengcovee kebutuhan dalam negeri dibandingkan berorientasi ekspor. Fenomena ini harus direspo dalam bentuk peraturan.