Berita  

Ketua DPRD Pati Minta Ada Pendampingan Khusus Bagi Pengusaha Rajungan di Pati

DeptaMedia.com IMG 20230706 WA0014

Pati, Deptamedia.com – Nelayan tradisional, termasuk dalam hal ini para nelayan rajungan, memiliki karakteristik ketergantungan terhadap kondisi alam dan hasil tangkapan yang diperoleh. Selain itu ketergantungan terjadi pula pada aspek permodalan dan jaringan sosial pemasaran.

Sebagaian terbesar dalam rantai perikanan rajungan, nelayan skala kecil menjadi pihak yang sangat berperan dan berpotensi sebagai hulu penggerak pengelolaan perikanan rajungan berkelanjutan.

Pengelolaan rajungan perlu mendapatkan perhatian yang serius dari berbagai stakeholders, karena merupakan komoditas yang memililki volume dan nilai ekspor ketiga tertinggi di Indonesia.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, H. Ali Badrudin, SE menginginkan ada pendampingan maksimal bagi para petani rajungan khususnya di Kabupaten Pati. Pasalnya, saat ini rajungan mempunyai nilai jual yang sangat tinggi, sehingga sangat berpotensi mensejahterakan masyarakat yang berjibaku dengan rajungan.

Bahkan Ali Badrudin menganjurkan pihak Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati, untuk terjun langsung dan memberikan pelatihan khusus bagi mereka para pengusaha rajungan.

“Para OPD terkait seperti Dinas Kelautan harus mendampingi para pembudidaya rajungan, supaya mereka merasa tidak sendiri dalam menjalani usaha yang ditekuni, serta harga rajungan bisa tetap stabil di pasaran, ” ujar Ali.

Lebih dari itu, politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut menganjurkan ada asosiasi ataupun perkumpulan pengusaha rajungan di Kabupaten Pati. Hal ini bertujuan guna saling bersinergi untuk memajukan usahanya.

Ali mencontohkan, sinergitas tersebut bisa dimulai dengan pembentukan kelompok export supaya rajungan mereka bisa dipasarkan keluar negeri.

Dengan terobosan serta pendampingan yang maksimal, Legislator itu yakin jika penjualan Rajungan bakal menembus pasar internasional. “Harapan saya Asosiasi para pedagang rajungan ini mencari terobosan ke negara lain, ” jelasnya.

Tidak hanya itu, adanya kelompok pengusaha Rajungan nantinya akan membantu para petani untuk melihat harga Rajungan terbaru di pasaran.

Seperti diketahui, Rajungan atau yang dikenal juga dengan kepiting bulan terang ini selain dapat hidup di perairan lautan juga bisa hidup di daerah pasir berlumpur dan di perairan depan ekosistem mangrove. Dibandingkan kepiting (Brachyura), capit rajungan lebih panjang, sedangkan tubuhnya lebih ramping. Di perairan Indonesia, terdapat beberapa jenis rajungan, dan semuanya bisa dimakan.

Sebuah jurnal menyebutkan jumlah rajungan yang tersebar sebanyak 1.400 jenis, sementara dagingnya dibagi menjadi tiga jenis, diantaranya daging super dibagian bawah, daging reguler bagian sekat rongga berupa serpihan-serpihan, dan daging merah yang berada di capit serta kaki.

Hasil analisis poksimat Balai Bimbingan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan menjelaskan, untuk rajungan yang jantan terdiri atas kadar air 78.78%, abu 2.04%, protein 16.85%, dan lemak 0.10%. Sedangkan yang betina kadar airnya sebanyak 81.27%, abu 1.82%, protein 16.17% dan lemak 0.35%.

Berdasarkan analisa yang dipaparkan itu disebutkan bahwa rajungan bisa dimanfaatkan sebagai sumber protein yang cukup baik dan sangat potensial, sisi lain rajungan memiliki keunggulan kandungan lemak terbilang rendah.