Deptamedia.com, Pati – Sejumlah wilayah di Kabupaten Pati dilaporkan telah mengalami kekeringan. Kondisi tersebut mengakibatkan lebih dari 131 ribu jiwa di daerah yang berjuluk Bumi Mina Tani ini kesulitan mendapatkan air bersih.
Berdasarkan data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati, ada sebanyak 131 ribu jiwa dari 78 desa di Kabupaten Pati terdampak kekeringan.
Angka tersebut bertambah dari yang sebelumnya berjumlah 26.791 jiwa dari 5.206 kartu KK. Sementara untuk desa menyebar di sekitar 50 desa.
Kondisi itu dilaporkan telah berlangsung dari mulai bulan Juli hingga Oktober ini. Adapun seratusan ribu warga yang terdampak kekeringan tersebut berada di puluhan desa yang tersebar di 10 kecamatan.
Di antaranya Desa Triguno, Tanjungsekar, Kletek, Karangwotan, Kletek Sitimulyo, Jetak, Tretek, Plosorejo, Karangrejo di Kacamatan Pucakwangi. Desa Ronggo, Sidomukti, Mojoluhur, Mojolampir, Kebonturi, Boto, Lundo, Mantingan di Jaken.
Selanjutnya Desa Sendangsoko, Tambahmulyo, Jatisari, Plosojenar, Tondokerto, Kedungmulyo, Mantingan, Kalimulyo di Kecamatan Jakenan. Sumbermulyo, Degan, Bringen Wareng, Sarimulyo di Kecamatan Winong.
Kemudian Desa Gebang, Gempolsari di Kecamatan Gabus. Desa Pasuruan, Jimbaran, Boloagung, Sundoluhur di Kecamatan Kayen. Desa Cengkalsewu di Kecamatan Sukolilo. Desa Angkatan Lor, Tambaharjo di Kecamatan Tambakromo dan Dororejo di Kecamatan Tayu.
Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pati, Sukarno menyatakan bahwa kondisi tersebut akibat dampak El Nino. Yakni sesuai prakiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyebabkan kemarau panjang.
“Saat ini dampak kekeringan menyebabkan kebutuhan air bersih menjadi permasalahan yang sangat krusial,” ucap Sukarno.