Juwana, Deptamedia.com – Puluhan warga menggeruduk kediaman Simoyo, salah satu tokoh masyarakat yang juga suami dari Kades Desa Pekuwon, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Minggu malam (16/1/2022).
Kedatangan warga tersebut, merupakan imbas dari dibubarkannya acara tasyakuran salah satu warga Pekuwon yakni pemilik usaha Buah Rejeki dalam rangka peresmian gudang, pada Sabtu malam, 15/01/22 pukul 22.05 WIB.
Disinyalir, pembubaran oleh pihak kepolisian ini karena adanya laporan salah seorang warga yang mengaku merupakan suruhan dari Sismoyo.
Atas kejadian itu, warga merasa kesal karena acara tersebut memang sedianya bukan acara untuk umum, melainkan hanya tasyakuran dan dilaksanakan di dalam gudang, bukan di luar.
Menurut pihak keluarga, acara tersebut hanya dihadiri warga pekuwon saja, bahkan yang diundang juga orang tertentu saja.
“Kami punya bukti, pengakuan dari warga yang mengaku disuruh langsung oleh Sismoyo untuk melapor ke Polsek agar acara tersebut dibubarkan,” ungkap pihak keluarga penyelenggara acara.
Merasa tidak terima, akhirnya merekapun mendatangi kediaman Sismoyo, untuk mengklarifikasi hal tersebut.
“Dari pihak kami ingin mengklarifikasi, kenapa dia melaporkan warganya. Maksud dan tujuannya apa? kenapa warganya sendiri kok dilaporkan ke pihak kepolisian? Apa karena dahulu masalah pilkades, terus warga sini memang banyak yang tidak memilih istrinya. Tapi itu kan sudah selesai. Dan itu juga kan hak pilih warga masing-masing. Pemimpin ya seharusnya tidak begitu,” ungkap Edi, selaku perwakilan warga.
Dalam pertemuan tersebut, Sismoyo mengaku bahwa dirinya mendapat laporan dari warga yang melapor ke pihak kepolisian, kemudian dirinya hanya mengonfirmasi.
“Saya hanya melakukan konfirmasi, bukan laporan. Dan memang saya tidak merasa mendapat pemberitahuan dari warga yang mengadakan acara,” kata Sismoyo kepada warga yang menemuinya.
Mendengar jawaban demikian, warga merasa tak habis pikir.
“Omongan dia dan laporan dari warga yang disuruhnya itu berbeda. Bilangnya tidak melapor, tapi konfirmasi ke pihak kepolisian hingga empat kali. Mungkin dirinya merasa dilangkahi, jadi mengambil tindakan konfirmasi sama kapolsek dengan menyuruh salah satu warga. Sedangkan dia bukan kepala desa tapi LPMD,” ujar Edi, mewakili warga.
“Yang jelas kami kecewa, karena tidak sesuai kenyataan, tidak mau jujur dia. Kami hanya ingin dirinya mengakui bahwa dirinyalah yang konfirmasi ke pihak kepolisian dan mengklarifikasinya kepada warga,” pungkasnya.
Untuk menghindari hal – hal tidak diinginkan, pihak kepolisian sektor Juwana dan Babinsa ikut datang mendamaikan aksi ini.