Deptamedia.com, Pati – Petani adalah orang yang melakukan budidaya tanaman, mulai dari penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, sampai dengan memanennya langsung. panen yang dihasilkan oleh petani dapat digunakan untuk kebutuhan pribadi maupun dijual dipasar. petani memiliki peran penting dalam perkembangan pertanian baik dalam kebutuhan pangan maupun industri. Bahwa petani yang ada di kota adalah justru petani yang hanya memanfaatkan lahan sekitaran rumahnya untuk sebagai pemenuhan kebutuhan saja untuk kehidupan keluarganya dan bukan untuk industri bisa dikatakan juga sebagai petani home farming self.
Beda lagi dengan petani yang ada di desa yang dimana petani memiliki peran penting dalam berjalannya ekonomi nasional, tetapi justru kekurangan alternatif pendukung dalam keberlangsungan sektor pertanian di pedesaan. Masa depan pertanian Indonesia terancam dengan semakin berkurangnya minat generasi muda untuk terjun di bidang pertanian, khususnya untuk pertanian pangan. Merosotnya luas lahan garapan kepemilikan pribadi dinilai sebagai salah satu penyebab keenggan ini. Pembangunan desa akan akan sangat bergantung pada tenaga produktif, sehingga ketika tak ada lagi generasi muda muda yang mau mengerjakan lahan, maka kebutuhan pangan pasti akan disuplai dari luar.
Wilayah Kabupaten Pati memiliki banyak lahan persawahan yang kemudian menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat. Meski demikian, kondisi ini masih belum dimanfaatkan oleh para generasi muda sekarang. Berbagai penyebabnya, misalnya banyak stigma negatif yang timbul, salah satunya adalah anggapan bahwa menjadi petani akan menghadapi banyak masalah pertanian.
Hal itu disampaikan Anggota DPRD Kabupaten Pati, Narso. Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan, para petani muda yang mampu memanfaatkan kecanggihan dan perkembangan teknologi akan lebih berpotensi mampu mengelola pertanian lebih maju dan mampu memperoleh hasil panen lebih banyak dengan kualitas yang unggul sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat luas.
Masalah yang pertama dan paling terlihat saat ini adalah kurangnya minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian. Pada praktiknya, bisa dilihat, lebih banyak orang tua yang bekerja mengurus lahan persawahan. Rata-rata petani saat ini sebanyak 61% berusia lebih dari 45 tahun. Padahal, generasi muda memiliki banyak peluang untuk ikut memajukan bidang pertanian, dengan memadukan kecanggihan teknologi yang semakin berkembang seperti sekarang.
Menurutnya, turut andinya generasi muda di dunia pertanian akan memberikan dampak positif yang luar biasa.
“Kita bisa bayangkan jika para generasi muda turut andil dalam pengelolaan lahan pertanian dengan ilmu yang lebih mumpuni dan dipadukan dengan kecanggihan teknologi yang semakin berkembang, tentu hal ini akan memengaruhi hasil panen dan akan menambah pasokan kebutuhan pangan yang lebih besar dengan kualitas yang lebih baik pula. Sekaligus akan merubah citra pertanian menjadi sebuah bisnis yang menarik bagi seluruh usia,” pungkasnya